Rabu, 02 Desember 2009

kerajaan Kampung Radja di Tanjung Medan

gambar makam Raja Tengku Nong Hamzah raja kerajaan Kampung Radja di Tanjung Medan kecamatan Kampung Rakyat Labuhanbatu Selatan

Kerajaan Kampung Radja Tanjung Medan (1916-1945) oleh : Syaddan Dintara Lubis
Kerajaan ini berdiri sejak tahun 1916 yang berkedudukan di Tanjung Medan (sekarang jadi kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhanbatu Selatan). Kerajaan ini merupakan salah satu dari lima kesultanan yang ada di daerah Labuhanbatu. Namun kerajaan ini berbentuk Half Bestuur Kerajaan bukan kesultanan seperti keempat kesultanan yang lain yaitu seperti Kesultanan Kota Pinang yang berkedudukan di Kota Pinang, Kesultanan Kualuh yang berkedudukan di Tanjung Pasir, Kesultanan Bilah yang berkedudukan di Negeri Lama, dan Kesultanan Panai yang berkedudukan di Labuhan Bilik.
Adapun raja yang berkuasa di kerajaan Kampung Radja pada saat itu adalah Tengku Nong Hamzah yang berkuasa mulai dari tanggal 1 Januari 1916 sampai dengan tanggal 4 Maret 1946. Beliau wafat pada tanggal 21 Juli 1968 pada hari Sabtu jam 19.05 WIB di Tanjung Medan, dan dimakamkan tepat di depan Masjid Jamik Tanjung Medan kecamatan Kampung Rakyat yang merupakan masjid yang dibangun oleh Tengku Nong Hamzah Raja Kampung Radja.
Kerajaan Kampung Radja ini merupakan kerajaan yang memiliki daerah kekuasaan yang sangat luas di daerah Labuhanbatu, daerah kekuasaannya hampir meliputi seluruh kecamatan Kampung Rakyat. Pertapakan istana kerajaan Kampung Radja terletak di persimpangan jalan menuju kantor camat kecamatan Kampung Rakyat yang sekarang di atasnya dibangun tower Telkomsel.
Pada dasarnya semua bentuk kesultanan/kerajaan yang ada di Labuhanbatu itu bekerja sama dengan kolonial Belanda yang menguasai di daerah kekuasaannya masing-masing, kesultanan/kerajaan ini berkuasa hingga Indonesia merdeka. Karena dengan merdekanya Indonesia tidak ada lagi kekuasaan yang absoluth.
Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, maka seluruh bentuk kesultanan/kerajaan dihapuskan. Dengan melihat cara kerja dan kesuksesan kepemimpinan raja Tengku Nong Hamzah yang baik dan patut dijadikan sebagai contoh sosok seorang pemimpin yang bijaksana ketika dia berkuasa di kerajaan Kampung Radja, maka pada tanggal 4 September 1947 ia diangkat menjadi ABA di Labuhanbatu hingga tanggal 19 Desember 1949.
Pada tanggal 20 Desember 1949 dia dipercayakan untuk menjadi Kepala Wilayah Labuhanbatu tepat sehari setelah jabatannya dicabut dari ABA. Pada saat itu beliau berkedudukan di ibukota Labuhanbatu di Rantau Prapat, ia menjabat hingga tanggal 30 Juni 1950. setelah masa jabatannya berakhir, ia pun diangkat menjadi Patih tingkat I Labuhanbatu pada tanggal 1 Juli 1950 sampai tanggal 30 Juni 1968, karena umur beliau sudah cukup tua, maka akhirnya pada tanggal 1 Juli 1968 sampai beliau wafat beliau jadi pensiunan Patih Labuhanbatu.
Melihat dari sejarah keberhasilan beliau sebagai seorang pemimpin, maka patutlah beliau sempat menjadi seorang pejabat di daerah Labuhanbatu. Namun yang disayangkan bahwa keturunan dari raja Tengku Nong Hamzah ini tidak ada yang tinggal di Tanjung Medan, sehingga tak seorang pun yang melestarikan sisa-sisa kerajaan Kampung Radja hingga saat ini.

Ditulis oleh: Syaddan Dintara Lubis Putra Tanjung Medan anak dari Mirlan Lubis Dan Jubaidah Harahap.